Kamis, 25 Juni 2015

GEJOLAK PASAR TUMPAH JADI TRADISI JELANG LEBARAN DI TEGAL


By Alif Anggriat
Pasar Tumpah Banjaran
Nah, Langsung saja kita masuk ke pokok bahasan utama kita, yaitu tentang pasar tumpah. Pasar Tumpah sendiri sebenarnya di izinkan, tetapi dengan kondisi tertentu pasar tersebut dapat berdiri dan atas izin pihak yang berwenang. Contohnya , apabila pasar utama kita mengalami kebarakaran tentunya akan banyak pedagang yang kehilangan tempat berjualannya. Karena hal tersebut pemerintah membuat kebijakan untuk mendirikan pasar dijalan raya sebagai tempat sementara korban kebakaran untuk berjualan dan pemerintah mendirikan pasar tumpah itu dengan mempertimbangkan berbagai aspek baik untuk masyarakat mauppun untuk pemerintah sendiri. Hal ini sangat memicu terjadinya kemacetan maupun kesemrawutan lalu lintas bahkan berakibat lebih buruk lagi jika para pengemudi terlalu tidak sabar.  
Gambar Pasar Tumpah Pagongan
Antrian kendaraan yang panjang tadi dapat disebabkan oleh adanya pasar tumpah. Pasar tumpah sendiri merupakan salah satu kegiatan jual beli yang terjadi dibadan jalan. Kemacetan yang terjadi di pasar tumpah juga dikarenakan para pembeli yang ingin membeli barang secara instan tanpa harus turun ataupun keluar dari kendaraan, bahkan hal ini juga memicu adanya kecelakaan diantara kendaraan dengan pejalan kaki dan kendaraan dengan kendaraan.
Semuanya akan lebih bergejolak lagi saat waktu mendekati lebaran, dimana pedagang kaki lima semakin marak karena biasanya pembeli akan memiliki tingkat komsumtif yang tinggi.
Masyarakat yang akan melintasi daerah kabupaten tegal harus bersiap menghadapi kemacetan dan kesemrawutan di Jalur Utama penghubung antara Kota Tegal dengan Purwokerto. Apalagi menjelang lebaran dimana volume kendaraan tinggi, pasar tumpah di Kabupaten Tegal Bergejolak, jelas menghambat perjalanan para pemudik. Terutama pemudik yang melintasi jalan utama penghubung antara Tegal – Purwokerto. Lebih Tepatnya di Pasar Tumpah Banjaran.
Ini  salah satu masalah tahunan bahkan harian yang harus kita selesaikan. Pasar Tumpah Banjaran pada ruas Jalan Raya Adiwerna di Kab. Tegal merupakan salah satu ruas yang menyebabkan kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas. Mengapa demikian ? Hal ini disebabkan karena para pedagang kaki lima di Pasar Banjaran menggunakan badan jalan untuk berjualan. Tentu saja lebar efektif ruas jalan akan berkurang sehingga menyebabkan kemacetan. Bukan Cuma itu saja penyebabnya, pakrir yang seenak udel sendiri itu juga berpengaruh. Apalagi kalo menjelang lebaran PKL yang berjualan di sepanjang ruas jalan tersebut dan itu jelas pembeli akan parkir disitu. Padahal sudah jelas disitu ada RAMBU DILARANG STOP  yang pasti dengan rambu tersebut tentunya kita tidak boleh berhenti didaerah tersebut, apalagi PARKIR. 
Padahal Tullisan DILARANG BERJUALAN DIBAHU JALAN sudah dipasang




Saya sudah mencoba untuk mewawancarai beberapa pedagang dan pengguna kendaraan di daerah tersebut.

1.      Nama         :  Pak Aye (Samaran)
Asal           :  Banjaran, Tegal
Umur         :  47 th
Sebagai      :  Pedagang Buah
Saya berbincang-bincang denga beliau dan hasilnya intinya beliau ingin tetap berjualan disitu, mengapa? Karena dengan berjualan ditempat itu pembeli banyak sehingga penghasilannya stabil dan bahkan target penjualan yang diinginkan tercapai. Saat saya tanyakan bagaimana jika bapak direlokasi dari tempat ini beliau menjawab “Saya sih mau mau aja selama keputusan itu diambil secara bersama, toh saya disini juga ditariki uang retribusi kok”.

2.      Nama         :  Pak Figepe (samaran)
Asal           :  Slawi, Tegal
Umur         :  27 th
Sebagai      :  Pengguna Kendaraan Bermotor
Nah sekarang saya mencoba bertanya ke pengguna sepeda motor yang parkir dibadan jalan tersebut. Yang jelas hasilnya yaa tidak jauh berbeda, dia ingin lebih cepat dan tidak mau repot. Yang lebih parah lagi, saat saya tanyakan apa bapak tidak melihat rambu yang sudah dipasang oleh pemerintah? Beliau menjawab dengan enteng “Saya melihat, saya juga tau apa itu artinya. Tapi mau gimana lagi saya ingin cepat dan orang lain juga melakukan hal yang sama jadi misal saya ditilang saya bisa protes karena yang lain juga harus ditilang.

3.      Nama         : Guliermo (Samaran)
Asal           : Ujungrusi , Tegal
Umur         : 45 Tahun
Sebagai      : Tukang Becak
Beliau beralasan apabila mangkal ditempat lain akan sepi pengunjung yang memerlukan jasanya. Saya disini juga karena yang lain mangkal disini mungkin karena penumpangnya banyak. jadi penghasilan saya cukup untuk hidup.

       Kalo udah kaya gini, siapa sih yang harus disalahkan?  Kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak saja. Yang pasti sosialisai kepada masyarakat tentang aturan – aturan yang telah ditetapkan demi kenyamanan sama – sama pengguna jalan harus segera dilakukan dan penanganan terhadap pedangan yang tepat serta menurut saya tindak lanjut dari pihak yang berwenang untuk melakukan tindakan langsung harus ditegakkan, tidak usahlah ada istilah damai ditempat atau apapunlah itu. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan dengan sebuah solusi terbaik. Sebab jika hanya pembenahan dari segi geometrik jalan saja namun dari segi manusianya tidak dibenahi, maka kemacetan maupun kesemrawutan akan tetap ada. 

Sampai kapan kita akan terlena dalam kesemrawutan ini setiap menjelang lebaran atau arus mudik? Kapan kita bisa melakukan suatu perpidahan dengan nyaman tanpa adanya kesemrawutan dikabupaten tegal kalo Pola Pikir Kita Sendiri saja masih seperti itu? Kapan Transportasi Negeri kita Akan Berubah Menjadi Baik? Mungkin kata baik hanyalah mimpi dari kita jika terus seperti ini. Mari kita sebagai pengguna jalan yang baik, mulailah menjadi agen – agen atau pelopor keselamatan transportasi jalan agak Kondisi Transportasi Di indonesia tidak semakin memburuk. Tidak ada hal baik yang kita lakukan menjadi sia – sia.

 Ini gambar tambahan kondisi Pasar Tumpah Banjaran
Pedagang Buah Berjualan di Bahu Jalan
Pedagang Buah Berjualan Di Bahu Jalan
Kesemrawutan dan Kepadatan Lalu Lintas Di Pasar Tumpah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar