Senin, 12 Desember 2016

JANGAN KAGET, ini PELANGGARAN YANG PALING SERING DILAKUKAN WARGA KOTA TEGAL


Diatas merupakan data pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh masyarakat pada perempatan Rumah Sakit Kardinah di Kota Tegal.
Ada 2 Jenis Pelanggaran yang paling sering dilakukan masyarakat kota Tegal dengan satu jam kami survey pada pukul 06.30 – 07.30 WIB. Oleh Taruna POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

Yang PETAMA,
Ini nih pelanggaran yang paling sering dilakukan masyarakat kota Tegal. Pelanggran Marka Utuh Membujur, asing ya?? Biar lebih mudah, Marka Utuh Membujur itu marka yang nggak putus – putus yang sering kita lihat di perempatan memanjang jalan. Itu Artinya kita ngga boleh melintasi batas itu, tapi banyak sekali yang AMBIL JALUR LAWAN saat lampu merah. Bahaya loh kalo kita ambil jalur lawan, beresiko sekali kita bisa ketabrak kendaraan yang baru jalan, mana mana mau cepet malah ga sampe tujuan malah mampir ke Samping.

Yang KEDUA,
Selanjutnya TIDAK MENGGUNAKAN HELM, memang banyak sih yang nyetir pake helm tapi yang bonceng gimana??? Terus kalo kecelakaan yang jatuh Cuma yang nyetir aja?? Atau yang Bonceng melayang?? Atau malah nyawa melayang???
Yah itu sih pak, bu. Helm itu penting, meskipun kita tidak berharap terjadi Kecelakaan, tapi menggunakan helm bukan hanya untuk melindungi kita saat terjadi kecelakaan saja. Helm juga melindugi kepala dari benda-benda keras yang secara tidak sengaja terhempas ke kepala. Melindungi wajah dari benda tak terduga.

“PAKE HELM CUMA BUAT FORMALITAS BIAR GA DITILANG POLISI” lah itu yang dijawab oleh mereka – mereka yang mengendarai motor, “KAN YANG BONCENG MASIH DIBAWAH UMUR” yaa itu juga yang sering diutarakan oleh mereka. “INGATT!!! KECELAKAAN ITU TERJADI PADA SIAPA SAJA, TANPA PILIH – PILIH, BISA ANAK – ANAK BISA DEWASA”

Nih Contohnyaaa, Yang ada disitu pasti Sadar

Minggu, 06 November 2016

Penyuluhan Keselamatan Transportasi Jalan


UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ (Pasal 203: menyusun Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 



Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan
ü  Pilar 1: Manajemen Keselamatan Jalan
ü  Pilar 2: Jalan yang Berkeselamatan
ü  Pilar 3: Kendaraan yang Berkeselamatan
ü  Pilar 4: Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan
ü  Pilar 5: Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan
Pilar 4  -> Dikoordinatori POLRI
Tanggung jawab memperbaiki perilaku pengguna jalan melalui pendidikan keselamatan berlalu lintas, meningkatkan kualitas sistem uji surat izin mengemudi dan penegakan hukum di jalan serta mengembangkan sistem pendataan kecelakaan lalu lintas
Kementerian terkait:
  1. Kementerian Perhubungan
  2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
  3. Kementerian Kesehatan
  4. Kementerian Dalam Negeri
  5. Pemprov dan Pemkab/Kota
  6. Kampanye keselamatan
Lima faktor risiko utama plus: helm, sabuk keselamatan, pelanggaran batas kecepatan, mabuk, pengguna jalan rentan, penggunaan telepon seluler
Penyuluhan KTJ
  • Penyuluhan
ü  Proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung atau tidak langsung
  • Operator: kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan tentang standar dan prosedur keselamatan
  • Regulator, penyedia jasa transportasi, tenaga kerja di bidang transportasi
  • Masyarakat: kesadaran, pengetahuan, dan kemauan untuk berperan aktif
  • Di dalam penyuluhan keselamatan jalan terkandung makna adanya proses-proses:
ü  Proses komunikasi persuasif oleh penyuluh
ü  Proses pemberdayaan sasaran penyuluhan
ü  Proses komunikasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran penyuluhan
Tahapan penyuluhan
  • Tahap adopsi pada diri sasaran penyuluhan
Tahap penumbuhan perhatian: mengetahui adanya gagasan/ide atau praktek baru untuk pertama kalinya
Tahap penumbuhan minat: ingin mengetahui lebih banyak dan berusaha mencari informasi lebih lanjut.
Tahap menilai: mampu membuat perbandingan.
Tahap mencoba: mencoba gagasan baru atau praktek baru.
Tahap menerapkan: meyakini dan menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan.
Penyusunan program penyuluhan
  1. Perumusan keadaan: penggambaran fakta berupa data dan informasi
  2. Penetapan tujuan: perumusan keadaan yang hendak dicapai
    SMART, yaitu specific (khas); measurable (dapat diukur); actionary (dapat dikerjakan/dilakukan); realistic (realistis); dan time frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan)
  3. Penetapan masalah: perumusan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan
  4. Penetapan rencana kegiatan: merumuskan cara mencapai tujuan
    1. Tingkat kemampuan sasaran penyuluhan
    2. Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana
    3. Tingkat kemampuan penyuluh
    4. Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada
    5. Alokasi pembiayaan


Materi Penyuluhan
  1. Pesan yang akan disampaikan penyuluh kepada sasaran penyuluhan
  2. Berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun kreatif
  3. Bersifat menganjurkan, melarang, memberitahu, maupun menghibur

Prinsip 7 C
ü  Credibility: pesan dapat diyakini kebenarannya
ü  Contex: berkaitan dengan masalah keselamatan di wilayahnya
ü  Content: isinya memiliki arti bagi penerima pesan
ü  Clarity: jelas susunan bahasa, gambar dan simbol
ü  Continuity and consistency: berkelanjutan dan konsisten dalam menyampaikan pesan
ü  Channels: saluran media komunikasi yang sesuai penerima
ü  Capability of audience: sesuai dengan kemampuan penerima pesan
Metode Penyuluhan
  • Berdasarkan teknik komunikasi yang digunakan:
    1. Metode penyuluhan langsungTatap muka antara penyuluh dan sasaran penyuluhan (demonstrasi, kursus, diskusi, dll)
    1. Metode penyuluhan tidak langsung Dilakukan melalui perantara/media komunikasi (pemasangan poster, penyebaran brosur/leaflet/majalah, siaran radio, siaran televisi, pemutaran film, dll)
  • Berdasarkan jumlah sasaran
    1. Pendekatan perorangan Langsung antara penyuluh dengan orang per orang
    1. Pendekatan kelompok Antara penyuluh dengan sekelompok orang (diskusi, kursus, serasehan, dll)
    1. Pendekatan massa Dilakukan antara lain dengan cara siaran radio, siaran televisi, pemasangan poster/spanduk, kampanye, dll
  • Berdasarkan indera penerima sasaran
    1. Indera penglihatan Melalui pemasangan poster/spanduk, penyebaran brosur/leaflet/majalah, dll.
    1. Indera pendengaranMelalui indera pendengaran, antara lain melalui siaran radio, iklan radio, dll.
    1. Kombinasi indera penerimaMelalui demonstrasi cara/hasil, pemutaran film, siaran televisi, dll.
  • Metode dengan pendekatan massal: menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan, serta memberikan informasi selanjutnya.
  • Metode dengan pendekatan kelompok: memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi atau praktek. Metode ini ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau sampai tahap menerapkan.
  • Metode dengan pendekatan perorangan: dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab
  • Ceramah
    1. Penyampaian materi tanpa banyak partisipasi dalam bentuk pertanyaan atau diskusi(+) Kelas mudah dikuasai; mudah dilaksanakan; dapat diikuti peserta dalam jumlah besar(-) Bersifat verbal; peserta cenderung bosan; sangat tergantung pada kemampuan penceramah
  • Demonstrasi
    1. Memperlihatkan secara nyata tentang cara dan/atau hasil terkait sesuatu hal(+) Pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam(-) Memakan waktu lama; sumber daya yang dibutuhkan relatif besar
  • Kursus/pelatihan
    1. Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara sistematis dan dalam jangka waktu tertentu(+) Efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan sistematis; alumni dapat dipakai sebagai kader bagi kelompoknya(-) Relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang cermat; kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya tujuan; menjangkau relatif sedikit peserta
  • Pameran
    1. Usaha memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu(+) Jangkauan sasaran lebih luas; mempunyai efek publisitas(-) Memerlukan banyak persiapan dan biaya; harus berganti tema; tema tertentu; memerlukan penjaga yang benar-benar menguasai masalah
  • Pemutaran film
    1. Metode penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat visual dan massal, serta menggambarkan proses sesuatu kegiatan.(+) Lebih menarik; sekaligus sebagai hiburan; jangkauannya lebih luas(-) Tidak terdapat komunikasi dua arah; biaya tinggi
  • Penempelan poster
    1. Metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul(+) Jangkauan sasaran lebih luas(-) Pesan kurang lengkap; bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan tahan lama biayanya mahal
  • Pemberian penghargaan
    1. Kegiatan sebagai tanda ucapan terima kasih/penghargaan kepada individu/instansi atas jasa-jasa/prestasinya khususnya dalam kurun waktu tertentu.(+) Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi; mengefektifkan kegiatan; memberikan pengaruh yang luas dan melibatkan lembaga/badan lain(-) Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan; hanya melibatkan beberapa orang peserta
  • Penyebaran brosur, leaflet, & majalah
    1. Menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat tertentu.(+) Materi lebih lengkap dan jelas serta lebih khusus pada materi tertentu; dapat melengkapi metode penyuluhan yang lain; dapat memberikan kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi (khusus untuk majalah).(-) Bahasa harus menyesuaikan dengan bahasa komunikasi kelompok sasaran; kontinuitasnya tidak dapat terjamin terutama faktor judul, materi, biaya dan keterpaduan dengan metode lainnya

Media Penyuluhan
ü  Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti perantara atau pengantar
ü  Dalam penyuluhan media berperan sebagai saluran komunikasi dan media belajar
Media Cetak
Bentuk
Foto, poster, leaflet, diagram,grafik, brosur, majalah, buku.
Kelebihan
Relatif tahan lama, dapat dibaca berulang-ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing-masing orang, mudah dibawa.
Kelemahan
Proses penyampaian informasi sampai pencetakan butuh waktu relatif lama, sukar menampilkan gerak, membutuhkan tingkat literasi yang memadai, cenderung membosankan bila padat dan panjang.
Media Audio
Bentuk
Kaset CD, DVD, MP3, MP4 audio
Kelebihan
Informasi dikemas sudah tetap, terpatri dan tetap sama jika direproduksi, produksi dan reproduksinya tergolong ekonomis dan mudah didistribusikan .
Kelemahan
Bila terlalu lama akan membosankan, perbaikan atau merevisi harus memproduksi master baru
Media Audiovisual
Bentuk
Film, iklan televisi, presentasi interaktif.
Kelebihan
Dapat memberikan gambaran yang lebih konkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih atraktif dan komunikatif
Kelemahan
Biaya produksi relatif mahal, produksi memerlukan waktu
Media Benda
Bentuk
Benda sesungguhnya, model, maket, simulasi
Kelebihan
Dapat menunjukkan lingkungan belajar yang amat mirip dengan lingkungan belajar yang sebenarnya, memberikan simulasi terhadap banyak indera, dapat digunakan sebagai liatihan kerja, latihan menggunakan alat bantu dan atau simulasi .
Kelemahan
Relatif mahal
Media Luar Ruangan
Bentuk
Papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar
Kelebihan
lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar
Kelemahan
Biaya lebih tinggi dan proses pembuatannya lebih rumit


Senin, 17 Oktober 2016

Memahami Pentingnya Kampanye Keselamatan Jalan

Tujuan :
1.       Memahami dasar hukum program kampanye keselamatan jalan
2.       Mengerti dan memahami tujuan dilakukannya kampanye keselamatan jalan

A.    Dasar Hukum
1.      UU No. 22 tahun 2009
a.       Menimbang poin c
“Bahwa lalulintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasoinal harus dikembangkan pontensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu intas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah.
b.      Pasal 203 ayat 2 poin a
“Yang dimaksud
Program nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan antara lain :
1)      Polisi mitra kampus
2)      Cara berkendara dengan selamat
3)      Forun lalu lintas
4)      Kampanye keselamatan lalu lintas
5)      Taman lalu lintas
6)      Sekolah mengemudi
7)      Kemitraan global keselamatan lalu lintas
2.      Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan, Pilar Ke – 4 :
“PERILAKU PENGGUNA JALAN YANG BERKESELAMATAN , YG FOKUS PADA “
a.       Penddikan formal keselamatan jalan
b.      Kampanye keselamatan jalan
3.      RUNK Jalan 2011 – 2035 Pilar Ke – 4 “ Perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan, bertanggung jawab meningkatkan perilaku pengguna jalan dengan mengembangkan program – program uang komprehensif termasuk didalamnya peningkatan penegakan hukum dan pendidikan.
4.      SK Dirjen Hubdat No. 4161 Tahun 2014
B.     Definisi Kampanye
1.      Kampanye, Ujar Sweeney, Seperti sebuah perjalanan, yang dimulai dari satu titik, dan berakhir pada titik yang lain. Untuk sampai pada titik tujuan maka orang harus bergerak ke arah yang tepat. Di sini orang memerlukan peta yang dapat memandu dan menunjukkan arah yang harus ditempuh agar sampai ke tujuan.
2.      Menurut WWF (The World Wide Fund for Nature) Indonesia, kampanye adalah alat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran, untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan  perilaku dari target audiens.
3.      Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai rangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
4.      Pfau dan Parrot (1993)
“A campaigns is conscious, sustained and incremental process designed to be implemented over a specified period of time for the purpose of influencing a specified audience” (Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah diterapkan).
5.      Leslie B. Snyder (Gudykunst & Mody, 2002)
“A communication campaigns is an organized communication activity, directed at a particular audience, for a particular period of time, to achieve a particular goal” (Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu).
6.      Rajasundarman (1981)
“A campaigns is acoordinated use of different methods of communication aimed at focusing attention on a particular problem and its solution over a period of time” (Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya).
7.      Kampanye adalah kegiatan yang dilakukan suatu kelompok dengan metode mengajak individu untuk mengikuti apa yang diharapkan kelompok tersebut.

C.     Kampanye Keselamatan Jalan
1.      Kampanye keselamatan lalu lintas merupakan kegiatan bersama (kemitraan antara polisi dengan stakeholder terkait) sebagai bentuk kegiatan preventif untun menumbukan kesadaran berlalu lintas.
2.      Kampanye keselamatan merupakan program yang harus dilaksanakan secara terus menerus, masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang mereka dapatkan bila melakukan pelanggaran lalu lintas.
3.      Kampanye keselamatan jalan merupakan suatu kegiatan mengajak dengan orasi atau media komunikasi lain dimana dilakukan oleh suatu kelompok tertentu guna memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keselamatan jalan agar dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk hidup aman dan selamat.
D.    Karakteristik Kampanye Keselamatan Jalan
1.    Informasi ke masyarakat luas
2.    Mempopulerkan masalah-masalah sosial di masyarakat
3.    Hendak merubah kebiasaan atau perilaku
4.    Memperbaiki kondisi sosial
5.    Memberikan sebuah pemecahan
6.    Tidak bermuatan politik 
E.     Model - Model Kampanye
1.      Product Oriented Campaigns
Kampanye yang berorientasi pada produk, umumnya terjadi pada lingkungan bisnis dan komersial, seperti peluncuran produk baru. Contoh : kampanye bank BTN Go Public.
2.      Candidate Oriented Campaigns
Kampanye yang berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasu karena hasrat untuk kepentingan politik. Contoh : kampanye pemilu.
3.      Ideologically or cause oriented campaigns
Kampanye yang berorientasi pada tujuan – tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi sosial atau social change campaigns.
F.      Contoh
Analisis Kampanye Keselamatan Jalan
Kampanye keselamatan jalan dilakukan pada perlintasan Kereta Api, kampanye perlu dilakukan pada perlintasan kereta api dikarenakan banyaknya pelanggaran lalu lintas yang digunakan pengguna jalan pada perlintasan kereta api atau persimpangan sebidang. Contohnya banyak pengguna sepeda motor yang menerobos palang pintu kereta api meskipun sudah tertutup, hal tersebut tentunya sangatnmembahayakan keselamatan pengguna kendaraan tersebut.

Kampanye dilakukan pada saat palang pintu kereta api tertutup, lalu dilakukan dengan cara :
1.      Membagikan stiker mengenai bahaya menerobos palang pintu kereta api atau stiker ajakan untuk taat berlalu lintas.
2.      Membagikan bingkisan yang berisis buku panduan atau souvenir yang berhubungan dengan keselamatan berlalu lintas terutama pada persimpangan sebidang atau palang pintu kereta api.
3.      Memajang poster mengenai bahaya menerobos palang pintu kereta api dan ajakan untuk menaati peraturan lalu lintas disepanjang palang pintu kereta api tertutup.
4.      Melakukan orasi ata kampanye dengan ajakan – ajakan dan himbauan pada pengguna jalan untuk tetap taat.


Keuntungan yang diperoleh dari kampanye model ini ialah :
1.      Waktu singkat
2.      Tidak butuh panggung
3.      Tempat sesuai materi
Kerugian atau Hambatan
1.      Bising
2.      Tempat Bahaya
3.      Tidak Nyaman
4.      Orasi tidak jelas
5.      Tidak fokus
6.      Tulisan poster terlalu kecil
 Kesimpulan
1.      Kampanye yang dilakukan pada palang pintu kerata api cukup berbahaya
2.      Responden belum tentu mengerti isi kampanye
3.      Desain kampanye kurang memperhatikan tingkat risiko
Saran
1.      Desain Kampanye lebih mengutamakan kenyamanan
2.      Isi kampanye diutarakan secara berulang

3.      Memperhatikan tingkat risiko pada kampanye